BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat
diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi
dapat terjadi pada semua usia termasuk remaja. Gangguan depresi ini dapat
menimbulkan penderitaan yang berat. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan
masyarakat. Biaya pengobatan sangat besar dan bila tidak diobati dapat terjadi
hal yang sangat buruk karena dapat menimbulkan gangguan serius dalam fungsi
sosial, kualitas hidup penderita, hingga kematian karena bunuh diri.
“Remaja”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada yang berkata bahwa
remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak ada bedanya dengan kelompok
manusia lain. Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok
orang-orang yang sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lainnya lagi,
menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.
Tetapi, manakala sendiri yang diminta kesannya, maka mereka akan menyatakan
yang lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketidakacuhan, atau ketidak-perdulian
orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang
mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna
tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang
tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompok-kelompoknya adalah
kelompom yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. (Mappiare,
2000: 11-12)
Anak remaja yang mengalami gangguan depresi akan menunjukkan
gejala-gejala seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, suka menyendiri,
sering melamun di dalam kelas atau di rumah, kurang nafsu makan atau makan
berlebihan, sulit tidur atau tidur berlebihan, merasa lelah, lesu atau kuarang
bertenaga, terasa rendah diri, sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil
keputusan. Selain itu merasa putus asa, gairah belajar kurang, tidak ada
inisiatif, hipo atau hiperaktif. Anak remaja dengan gejala-gejala depresi akan
memperlihatkan kreativitas, inisiatif, dan motivasi belajar yang menurun,
sehingga akan menimbulkan kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar
anak menurun dari hari ke hari.
Dengan demikian depresi harus dibedakan dengan kesedihan biasa,
karena depresi adalah salah satu gangguan jiwa sedangkan kesedihan adalah
fenomena sosial yang dapat dialami oleh setiap manusia. Dua hal itu dapat
dibedakan secara kuantitatif. Pada depresi, episodenya lebih lama, gejala lebih
intensif dibandingkan dengan kesedihan biasa. Pada depresi faktor presipitasi
tidak sejelas pada kesedihan biasa dan kualitas gejala depresi ada yang khusus
seperti halusinasi dan pikiran bunuh diri yang tidak terdapat pada kesedihan
biasa.
Sikap depresi terkadang ditunjukkan oleh para remaja khususnya
siswa-siswa disekolah. Karena sikap dan perasaan depresi yang dirasakan siswa
mereka terkadang mengurung diri dan tidak mau mengungkapkan perasaan dan isi hati
mereka kepada orang lain. Padahal dengan jelas sikap dan perilaku mereka
terlihat dan nampak mengalami depresi. Di SMP Negeri 1 Brang Ene yang sebagian
besar siswanya berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah. Para siswa
memang terlihat sudah terbiasa dengan kehidupan mereka yang agak sedikit sulit.
Tapi tidak bisa di pungkiri, terkadang karena kesulitan ekonomi dan tekanan
dari sekolah yang membebankan tugas yang begitu banyak dapat menyebabkan mereka
mengalami depresi.
Berdasarkan
pengamatan dan informasi yang diberikan oleh guru pembimbing di sekolah SMP
Negeri 1 Brang Ene menunjukkan gejala bahwa; (1) merasa tertekan dengan tugas
yang diberikan oleh guru, (2) merasa takut dan kadang tidak siap menghadapi
ulangan harian yang mendadak, (3) merasa bersalah dan sedih dengan hasil
ulangan yang didapat, (4) terkadang merasa pesimistik menghadapi masa depan,
(5) sulit berkonsentrasi dalam belajar, (6) sulit bersosialisasi dalam
lingkungan sekolah.
Biblioterapi
menurut peneliti adalah salah satu tehnik yang tepat untuk mengatasi sikap dan
perilaku depresi yang terlihat pada siswa di sekolah tersebut. Biblioterapi ini
merukan terapi yang menggunkan bahan bacaan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi oleh siswa. Biblioterapi ini sangat mudah untuk diterapkan karena
selain bisa dilakukan dengan kelompok tehnik ini juga bisa digunankan tampa
menggunkan kelompok. Maksudnya bisa di lakukan secara sendiri-sendiri dan
sangat mudah. Dalam tehnik ini ada beberapa tahap yang akan dilalui oleh pasien
atau siswa yang mempunyai masalah, yang diantaranya adalah: tahap identifikasi,
yaitu diamana siswa mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang
ada di dalam bacaan, baik yang bersifat nyata maupun fiktif, kemudian tahap
katarsi, yaitu siswa menunjukkan emosi mereka dalam tahap ini, dan yang
terakhir adalah tahap wawasan mendalam, yaitu pada tahap ini siswa dapat
menyadari bahwa permasalahan mereka dapat diselesaikan.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Tingkat Depresi
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Ada Pengaruh Tehnik Biblioterapi
Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun
Pelajaran 2015/2016?
C.
Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
Untuk
mengetahui Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa SMP
Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
D.
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun
secara praktis, penjelasan mengenai kedua manfaat tersebut sebagai berikut:
1. Manfaat
teoritis
a.
Dapat bermanfaat
bagi ilmuan di bidang pendidikan pada umumnya dan pada khususnya ilmu bimbingan
konseling sehingga dapat mengatasi sikap depresi pada siswa dengan biblioterapi.
b.
Untuk
mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori-teori yang sudah ada yang
berkaitan dengan bidang kependidikan, terutama masalah proses belajar mengajar
disekolah dan sumber daya manusia.
c.
Menambah
khasanah bahan pustaka baik ditingkat program studi, fakultas maupun institut.
d.
Bagi peneliti
lain yang berminat pada topik yang sama diharapkan untuk meneliti aspek-aspek yang belum
terjangkau dalam penelitian ini.
2.
Manfaat praktis
a. Bagi
Kepala Sekolah, sebagai salah satu refrensi bagi kepala sekolah dalam
menghadapi perilaku siswa yang mengalami depresi.
b. Bagi
Guru BK, sebagai salah satu tehnik yang dapat digunakan dalam menangani
permasalah siswa yang berkaitan dengan depresi.
c. Bagi
Siswa, siswa dapat memanfaatkan tehnik ini dalam mengadapi permasalahan yang
dihadapinya apabila mengalami depresi sehingga dapat mengurangi bahka
menghilangkan depresi pada dirinya.
E.
Asumsi penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar yang sudah diyakini
kebenarannya yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan penelitian.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dapat ditarik
beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Asumsi
Teoritis
a.
Ada pengaruh
tehnik biblioterapi terhadap sikap depresi pada siswa.
b.
Adanya sikap
depresi yang ditunjukkan oleh para siswa sehingga dapat berpengaruh pada bidang
akademiknya.
2. Asumsi
Metodik
Adapun
metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Metode penentuan
sampel penelitian menggunakan purposive random sampling.
b.
Metode
pengumpulan data menggunakan metode angket sebagai metode pokok, sedangkan
metode dokumentasi dan wawancara sebagai metode pelengkap.
c.
Metode analisa
data menggunakan metode analisis t-test.
3. Asumsi Pelaksanaan
a.
Adanya kemampuan
peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga.
b.
Ketersediaan
literatur yang memadai.
c.
Terjadinya hubungan
yang baik antara peneliti dengan sumber data.
d.
Adanya Dosen
pembimbing yang siap memberikan bimbingan arahan.
F.
Ruang lingkup / Keterbatasan Penelitian
1. Subyek
penelitian
Penelitian ini terbatas pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Obyek
penelitian
a.
Biblioterapi
b.
Sikap Depresi
3. Lokasi
penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Brang Ene, Kec. Brang Ene, Kab. Sumbawa
Barat.
G. Definisi Oprasional Judul
Untuk
mempermudah pemahaman dan penafsiran istilah-istilah yang terkandung dalam
judul, serta memudahkan pengarahan dalam setiap dan langkah penelitian, penulis
menganggap perlu memberikan batasan-batasan pada skripsi yang berjudul Pengaruh
Tehnik Biblioterapi Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
Maka perlu dijelaskan beberapa
istilah yang dianggap penting yaitu :
1.
Pengaruh
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadaminta, (2007 : 865), dijelaskan bahwa
“pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (orang, benda) yang
berkuasa atau berkekuatan gaib. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa
“pengaruh adalah suatu aktivitas yang datang dari subyek dan dapat menimbulkan
perubahan-perubahan” (Erma, 2012:14).
Berdasarkan
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh dalam penelitian ini
adalah perubahan yang terjadi pada gejala yang satu disebabkan oleh gejala yang
lain.
2.
Biblioterapi
Biblioterapi adalah berasal
dari bahasa Yunani, yaitu biblus berarti buku, dan therapy yaitu
upaya bantuan psikologis, oleh karena itu bibliotherapy dapat
didefinisikan sebagai penggunaan buku-buku untuk membantu memecahkan masalah.
Pada kamus Webster (dalam Eliasa,2007: 3) mendefinisikan biblioterapi seabagai
pedoman dalam solusi mengatasi masalah pribadi melalui membaca. Dan Baker
memberi definisi biblioterapi lebih klinis karena biblioterapi sebaggai
penggunaan sastra dan puisi dalam pengobatan seseorang yang mengalami emosional
atau penyakit mental Shechtman (dalam Eliasa, 2007 : 3)
Dari pengertian di atas dapat
disimpulakn bahwa Biblio Educatian atau Biblioterapi adalah salah satu tehnik
konseling yang memanfaatkan media bahan bacaan berupa buku dan sebagainya yang
sesuai dengan permasalahan yang di hadapi oleh konseli dan dapat memotivasi
konseli sehingga konseli dapat megatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
3.
Depresi
Istilah depresi pertama kali
dikenalkan oleh Mayer (dalam Mardiya,2003 : 1) untuk menggambarakan suatu
penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologis
lainnya, gangguan somatik (fisik) maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu
tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan afektif.
Sedangkan menurut Beck (dalam
Hayati, 2013: 82) depresi merupakan penyimpangan atau distorsi pada perasaan,
kognitif, maupun perilaku.
Dari kedua pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa depresi merupakan suatu penyakit jiwa dengan gejala utama
sedih yang dapat mempengaruhi fisik dan psikis dan juga adanya perbedaan atau
kesimpangan yang terajdi antara perasaan, kognitif, dan perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar