Rabu, 24 Agustus 2016

skripsi bab I

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi pada semua usia termasuk remaja. Gangguan depresi ini dapat menimbulkan penderitaan yang berat. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat. Biaya pengobatan sangat besar dan bila tidak diobati dapat terjadi hal yang sangat buruk karena dapat menimbulkan gangguan serius dalam fungsi sosial, kualitas hidup penderita, hingga kematian karena bunuh diri.
“Remaja”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada yang berkata bahwa remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tidak ada bedanya dengan kelompok manusia lain. Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lainnya lagi, menganggap bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi, manakala sendiri yang diminta kesannya, maka mereka akan menyatakan yang lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketidakacuhan, atau ketidak-perdulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja bahwa kelompok-kelompoknya adalah kelompom yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan masa depan. (Mappiare, 2000: 11-12)
Anak remaja yang mengalami gangguan depresi akan menunjukkan gejala-gejala seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, suka menyendiri, sering melamun di dalam kelas atau di rumah, kurang nafsu makan atau makan berlebihan, sulit tidur atau tidur berlebihan, merasa lelah, lesu atau kuarang bertenaga, terasa rendah diri, sulit berkonsentrasi dan sulit mengambil keputusan. Selain itu merasa putus asa, gairah belajar kurang, tidak ada inisiatif, hipo atau hiperaktif. Anak remaja dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas, inisiatif, dan motivasi belajar yang menurun, sehingga akan menimbulkan kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar anak menurun dari hari ke hari.
Dengan demikian depresi harus dibedakan dengan kesedihan biasa, karena depresi adalah salah satu gangguan jiwa sedangkan kesedihan adalah fenomena sosial yang dapat dialami oleh setiap manusia. Dua hal itu dapat dibedakan secara kuantitatif. Pada depresi, episodenya lebih lama, gejala lebih intensif dibandingkan dengan kesedihan biasa. Pada depresi faktor presipitasi tidak sejelas pada kesedihan biasa dan kualitas gejala depresi ada yang khusus seperti halusinasi dan pikiran bunuh diri yang tidak terdapat pada kesedihan biasa.
Sikap depresi terkadang ditunjukkan oleh para remaja khususnya siswa-siswa disekolah. Karena sikap dan perasaan depresi yang dirasakan siswa mereka terkadang mengurung diri dan tidak mau mengungkapkan perasaan dan isi hati mereka kepada orang lain. Padahal dengan jelas sikap dan perilaku mereka terlihat dan nampak mengalami depresi. Di SMP Negeri 1 Brang Ene yang sebagian besar siswanya berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah. Para siswa memang terlihat sudah terbiasa dengan kehidupan mereka yang agak sedikit sulit. Tapi tidak bisa di pungkiri, terkadang karena kesulitan ekonomi dan tekanan dari sekolah yang membebankan tugas yang begitu banyak dapat menyebabkan mereka mengalami depresi.
Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diberikan oleh guru pembimbing di sekolah SMP Negeri 1 Brang Ene menunjukkan gejala bahwa; (1) merasa tertekan dengan tugas yang diberikan oleh guru, (2) merasa takut dan kadang tidak siap menghadapi ulangan harian yang mendadak, (3) merasa bersalah dan sedih dengan hasil ulangan yang didapat, (4) terkadang merasa pesimistik menghadapi masa depan, (5) sulit berkonsentrasi dalam belajar, (6) sulit bersosialisasi dalam lingkungan sekolah. 
Biblioterapi menurut peneliti adalah salah satu tehnik yang tepat untuk mengatasi sikap dan perilaku depresi yang terlihat pada siswa di sekolah tersebut. Biblioterapi ini merukan terapi yang menggunkan bahan bacaan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Biblioterapi ini sangat mudah untuk diterapkan karena selain bisa dilakukan dengan kelompok tehnik ini juga bisa digunankan tampa menggunkan kelompok. Maksudnya bisa di lakukan secara sendiri-sendiri dan sangat mudah. Dalam tehnik ini ada beberapa tahap yang akan dilalui oleh pasien atau siswa yang mempunyai masalah, yang diantaranya adalah: tahap identifikasi, yaitu diamana siswa mengidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada di dalam bacaan, baik yang bersifat nyata maupun fiktif, kemudian tahap katarsi, yaitu siswa menunjukkan emosi mereka dalam tahap ini, dan yang terakhir adalah tahap wawasan mendalam, yaitu pada tahap ini siswa dapat menyadari bahwa permasalahan mereka dapat diselesaikan.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Tingkat Depresi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Ada Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016?
C.    Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
D.    Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis, penjelasan mengenai kedua manfaat tersebut sebagai berikut:
1.    Manfaat teoritis
a.         Dapat bermanfaat bagi ilmuan di bidang pendidikan pada umumnya dan pada khususnya ilmu bimbingan konseling sehingga dapat mengatasi sikap depresi pada siswa dengan biblioterapi.
b.         Untuk mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori-teori yang sudah ada yang berkaitan dengan bidang kependidikan, terutama masalah proses belajar mengajar disekolah dan sumber daya manusia.
c.         Menambah khasanah bahan pustaka baik ditingkat program studi, fakultas maupun institut.
d.        Bagi peneliti lain yang berminat pada topik yang sama diharapkan    untuk meneliti aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi Kepala Sekolah, sebagai salah satu refrensi bagi kepala sekolah dalam menghadapi perilaku siswa yang mengalami depresi.
b.      Bagi Guru BK, sebagai salah satu tehnik yang dapat digunakan dalam menangani permasalah siswa yang berkaitan dengan depresi.
c.       Bagi Siswa, siswa dapat memanfaatkan tehnik ini dalam mengadapi permasalahan yang dihadapinya apabila mengalami depresi sehingga dapat mengurangi bahka menghilangkan depresi pada dirinya.
E.     Asumsi penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar yang sudah diyakini kebenarannya yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan penelitian.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa asumsi sebagai berikut :
1.    Asumsi Teoritis
a.         Ada pengaruh tehnik biblioterapi terhadap sikap depresi pada siswa.
b.         Adanya sikap depresi yang ditunjukkan oleh para siswa sehingga dapat berpengaruh pada bidang akademiknya.
2.    Asumsi Metodik
Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.         Metode penentuan sampel penelitian menggunakan purposive random  sampling.
b.         Metode pengumpulan data menggunakan metode angket sebagai metode pokok, sedangkan metode dokumentasi dan wawancara sebagai metode pelengkap.
c.         Metode analisa data menggunakan metode analisis t-test.
3. Asumsi Pelaksanaan
a.         Adanya kemampuan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga.
b.         Ketersediaan literatur yang memadai.
c.         Terjadinya hubungan yang baik antara peneliti dengan sumber data.
d.        Adanya Dosen pembimbing yang siap memberikan bimbingan arahan.
F.     Ruang lingkup / Keterbatasan Penelitian
1.    Subyek penelitian
Penelitian ini terbatas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
2.    Obyek penelitian
a.         Biblioterapi
b.         Sikap Depresi
3.    Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Brang Ene, Kec. Brang Ene, Kab. Sumbawa Barat.
G.    Definisi Oprasional Judul
Untuk mempermudah pemahaman dan penafsiran istilah-istilah yang terkandung dalam judul, serta memudahkan pengarahan dalam setiap dan langkah penelitian, penulis menganggap perlu memberikan batasan-batasan pada skripsi yang berjudul Pengaruh Tehnik Biblioterapi Terhadap Sikap Depresi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brang Ene Tahun Pelajaran 2015/2016.
Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang dianggap penting yaitu :
1.      Pengaruh
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadaminta, (2007 : 865), dijelaskan bahwa “pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (orang, benda) yang berkuasa atau berkekuatan gaib. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa “pengaruh adalah suatu aktivitas yang datang dari subyek dan dapat menimbulkan perubahan-perubahan” (Erma, 2012:14).
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada gejala yang satu disebabkan oleh gejala yang lain.
2.      Biblioterapi
Biblioterapi adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu biblus berarti buku, dan therapy yaitu upaya bantuan psikologis, oleh karena itu bibliotherapy dapat didefinisikan sebagai penggunaan buku-buku untuk membantu memecahkan masalah. Pada kamus Webster (dalam Eliasa,2007: 3) mendefinisikan biblioterapi seabagai pedoman dalam solusi mengatasi masalah pribadi melalui membaca. Dan Baker memberi definisi biblioterapi lebih klinis karena biblioterapi sebaggai penggunaan sastra dan puisi dalam pengobatan seseorang yang mengalami emosional atau penyakit mental Shechtman (dalam Eliasa, 2007 : 3)
Dari pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa Biblio Educatian atau Biblioterapi adalah salah satu tehnik konseling yang memanfaatkan media bahan bacaan berupa buku dan sebagainya yang sesuai dengan permasalahan yang di hadapi oleh konseli dan dapat memotivasi konseli sehingga konseli dapat megatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
3.      Depresi
Istilah depresi pertama kali dikenalkan oleh Mayer (dalam Mardiya,2003 : 1) untuk menggambarakan suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologis lainnya, gangguan somatik (fisik) maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan afektif.
Sedangkan menurut Beck (dalam Hayati, 2013: 82) depresi merupakan penyimpangan atau distorsi pada perasaan, kognitif, maupun perilaku.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa depresi merupakan suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih yang dapat mempengaruhi fisik dan psikis dan juga adanya perbedaan atau kesimpangan yang terajdi antara perasaan, kognitif, dan perilaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar